MEDAN, [Bhanyangkara News] - Koalisi Kawali Indonesia Lestari menyelenggarakan Webinar Nasional dengan mengangkat tema diskusi “dampak kecelakaan dari kasus sorik merapi dan keberlangsungan kedaulatan energy bersih di Indonesia” yang dilaksanakan pada hari Rabu (10/02/2021) dimulai pada jam 12.00 WIB melalui aplikasi daring Zoom Meeting.
Faisal Rizal Ketua Kawali Indonesia Lestari
Sumatera Utara dan salah satu narasumber pada Webinar Nasional besok (10/02/2021),
saat di konformasi selasa malam (09/02/2021) membenarkan dirinya sebagai
narasumber untuk pemaparan hasil investigasi kejadian kebocoran gas di sorik
merapi di kabupaten mandailing natal pada acara webinar nasional besok
10/02/202, pangkasnya.
Faisal mendukung rencana pembangkit listrik
tenaga panas bumi (PLTP Bumi) menjadi salah satu sumber energi di Indonesia
sehingga diharapkan mampu member kontribusi besar dalam upaya mencapai target
bauran energi baru sebesar 23% pada tahun 2025. Pertumbuhan PLTP Bumi di Indonesia
beberapa tahun terakhir dianggap positif jika dibandingkan dengan pembangkit
EBT lainnya, berdasarkan laporan capaian kinerja Kementerian ESDM 2019 PLTP
Bumi menyumbang 182,3 MW dari total 376 MW pembangkit EBT pada tahun 2019,
jelasnya.
Faisal mengatakan upaya pengembangan panas
bumi di masih menghadapi tantangan berat dalam pengembangannya, diantaranya lokasi poetnsi panas bumi berada di kawasan
konservasi dan ketimpangan antara kebutuhan listrik setempat dengan sumberdaya energy
panas bumi dan isu-isu sosial penolakan masyarakat sekitar proyek menjadi momok
yang paling menghantui pengembangan panas bumi di Indonesia. Berbagai aksi
penolakan muncul sebenarnya akibat ketimpangan pengetahuan masyarakat terhadap
pengembangan proyek panas bumi. Ketimpangan ini diperparah dengan berbagai
ketakutan mengenai dampak lingkungan hingga akhirnya disejumlah tempat di
Indonesia proyek panas bumi mengalami keterlambatan penyelesaian proyek
diakibatkan harus menyelesaikan pengembangan program pembelajaran secara terus
menerus yang berujung pada peningkatan kapasitas masyarakat hingga mampu
memahami dengan utuh mengenai energi panas bumi. Kemudian perlu merancang
srategi komunikasi dan informasi dalam mendorong kondisi pemungkinan dan
menggalang dukungan dari berbagai lapisan masyarakat di Indonesia.
Lanjut Faisal mengatakan belajar dari dari
kasus PT Sorik Merapi Geothermal 25/01/2020, aktivitas pengeboran proyek panas
bumi oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power memakan korban jiwa. Setidaknya 5
(lima) orang masyarakat dinyatakan meninggal dunia dan puluhan warga lainnya
mengalami keracunan diduga terpapar gas beracun (H2S). Jatuhnya korban di
sekitar lokasi proyek mengindikasikan belum disosialisasikannya dengan baik
rencana kegiatan pengujian sumur panas yang dilakukan oleh perusahaan.
Kasus seperti di atas akan menambah sejumlah
masalah isu sosial masyarakat dan tantangan dalam pengembangan energi
terbarukan sektor pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia untuk
kedepannya.
Dari pembelajaran kasus sebelumnya
maka perlu edukasi publik untuk menjelaskan model pengelolaan panas bumi sesuai
standar dan ketentuan yang berlaku. Sambil menutup pembicaraan via whatsapp
pada saat konfirmasi Faisal mengatakan akan menyampaikan hasil investigasi
aktivitas PT SMGP di Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Madina Sibanggor Sumatera
Utara kepada media setelah selesai Webinar Nasional besok 10/02/2021,
pangkasnya. [FAL001]
No comments:
Post a Comment